Bengkulu, tribratanewsbengkulu – Kapolres Bengkulu, AKBP Adrian Indra Nurinta SIK saat melakukan press release di kantor Mapolres Bengkulu, Jum’at (22/7) siang menjelaskan bahwa kerusuhan yang terjadi di Lapas Klas IIA Bengkulu, Kamis (21/7) malam melibatkan oknum petugas KPLP Lapas, berinisial HT.
“Petugas Kepala pengamanan lembaga pemasyarakatan (KPLP), berinisial HT diduga terlibat dalam kerusuhan, karena dia yang memerintahkan napi untuk memberikan perlawanan kepada Polisi. Selain itu, dari hasil tes urine yang dilakukan, petugas ini positif mengkonsumsi afetamin ,” tegas Kapolres.
Oknum petugas Lapas berinisial HT telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara itu satu petugas lapas lain yang ditetapkan sebagai tersangka berinisial RA diduga membuka kunci ruang tahanan sehingga napi dan tahanan keluar dari dalam ruang sel. Selain dua petugas Lapas, polisi juga menetapkan enam napi dan tahanan sebagai tersangka. Masing-masing berinisial KN, YN, PR, BT, RN dan JK, enam orang tersangka ini paling brutal melawan petugas sekaligus memprovokasi penghuni lapas lain untuk melawan petugas.
“Dari kejadian Kamis malam kami menetapkan delapan tersangka, dua petugas lapas dan enam tersangka lainnya napi dan tahanan. Untuk satu oknum petugas lapas yang diamankan masih dalam penyelidikan untuk keterlibatannya,” imbuh Kapolres.
Selain menetapkan delapan tersangka dalam kasus kerusuhan tersebut, polisi berhasil menyita 140 handphone berbagai merek, Sabu 12 gram, ratusan korek api, alat hisap sabu (bong,red) 9 buah, plastik klip 10 kantong, ATM 5 buah, 6 buku tabungan, belasan power bank, timbangan digital 4 unit, belasan benda tajam seperti gunting, tang, pisau, gergaji dan sikat gigi yang diruncingkan.
Dari keterangan Kapolres, semua benda yang dilarang masuk ke dalam Lapas tersebut ditemukan di atas tower Lapas. Tidak heran jika penghuni lapas memberikan perlawanan saat polisi hendak memeriksa tower. Saat hendak memeriksa tower tiba-tiba 16 pintu ruang tahanan terbuka, semua napi dan tahanan menyerang petugas. Tindakan sigap petugas akhirnya bisa mengentikan perlawanan napi dan tahanan yang sempat menyerang dengan benda tumpul seperti raket dan tongkat besi.
“Razia awalnya berjalan kondusif, kericuhan mulai timbul saat kami memeriksa tower. Tiba-tiba 16 pintu ruang tahanan terbuka dan semua napi dan tahanan narkoba menyerang kami,” ungkap Kapolres. (Alf)