Tribratanewsbengkulu.com, BENGKULU – Sebagai tindak lanjut Rapat Koordinasi (Rakoor) tanggap darurat dan penanggulangan bencana di Provinsi Bengkulu, hari ini ( 31/10 ) Kapolda bengkulu Brigjen Pol Drs. Coki Manurung, SH, M.Hum bersama jajarannya kembali melakukan koordinasi dengan seluruh instansi terkait melalui balutan kegiatan Coffee Morning di Gedung Adem Polda Bengkulu.
Kegiatan ini dihadiri Danrem 041/Gamas Bengkulu Kolonel Inf Agung Pambudi, Plt. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Danlanal Bengkulu Letkol Laut (P) Agus Izudin, ST, Ketua DPRD Provinsi Bengkulu Iksan Fajar dan Ketua DPRD Kota Bengkulu Hj. ESD. Serta sejumlah pejabat provinsi, pejabat Kota Bengkulu, Pejabat Utama (PjU) Polda Bengkulu, Kapolres Seprovinsi Bengkulu. Serta seluruh instansi terkait yang ada di Provinsi Bengkulu.
Dalam arahan dan kesimpulan, Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs. Coki Manurung, SH, M.Hum mengatakan kegiatan koordinasi yang terus mereka lakukan, diharapkan agar seluruh stakeholder bisa semakin menyiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan terjadi bencana. Selain itu, koordinasi yang sering dilakukan untuk mengajak seluruh pemerinsah daerah, mulai pemprov, pemerintah kabupaten/kota bisa duduk bersama.
Selain itu, terang Coki, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPD) seluruh kabupaten/kota harus benar-benar mempersiapkan diri dan saling koordinasi dalam setiap penanggulangan bencana. Terutama koordinasi dengan seluruh stake holder, baik aparat penegak hukum, instansi dan stake holder yang menjadi penanggungjawab teknis untuk penanggulangan bencana.
Apalagi, lanjut Kapolda, beberapa kabupaten di Provinsi Bengkulu masuk dalam zona merah rawan bencana. ‘’Soal pembangunan dan pengadaan fasilitas, sarana dan prasarana juga harus ditingkatkan juga. Dalam hal ini yang harus ditekankan, jangan malah dijadikan kesempatan untuk korupsi. Pembangunan benar-benar harus disiapkan untuk menghadapi potensi bencana. Karena saat ini harus kita akui, sarana prasarana serta fasilitas pendukung untuk menghadapi bencana di Provinsi Bengkulu memang masih minim. Makanya anggarannya harus benar-benar diperjuangkan oleh pemerintah,’’ pesan Kapolda Bengkulu.
Sementara itu, Kepala Biro (Karo) Operasional (Ops) Polda Bengkulu Kombes Pol Raden Slamet Santoso, SH, S.IK menyampaikan, bahwa beberapa wilayah yang rawan bencana gempa bumi dan sunami diantaranya Kabupaten Mukomuko, Bengkulu utara, Bengkulu selatan, Kaur, Seluma, Kota Bengkulu khususnya sepanjang garis pantai, terutama di Pelabuhan Pulau Baii.
‘’Khusus untuk Pulau Enggano, ini harus menjadi perhatian khusus bagi kita semua. Karena kita hanya memiliki waktu lebih kurang 16 menit untuk mengevakuasi ketika terjadi gempa bumi dan potensi sunami. Makanya harus disiapkan seluruh yang ada, mulai dari penyuluhan dan sosialisasi hingga penyiapan peralatan,’’ kata Raden.
Sementara itu, Plt. Gubernur Rohidin Mersyah menyampaikan, mereka sebagai pemerintah daerah akan berusaha semaksimal mungkin menyiapkan dan menyediakan anggaran. Terutama untuk mobilisasi sarana dan prasarana serta fasilitas lainnya dalam rangka penanggulangan dan pencegahan bencana.
‘’Benar kata pak kapolda, mulai dari tahapan pencegahan hingga ke tahap penanggulangan ketika ada bencana, seluruh stake holder yang ada di bawah pemerintah daerah harus kompak dan jangan bergerak sendiri-sendiri. Kita akan koordinasikan dalam pembahasan APBD setiap tahunnya, termasuk dikoordinasikan dengan kabupaten/kota agar bisa nyambung dalam hal penganggarannya khusus dana untuk bencana,’’ ungkap Rohidin.