Bertempat di Masjid Istimar yang beralamat di Jalan Lintas Kepahiang – Curup didepan Kantor DPRD Kepahiang, digelar kegiatan sarasehan dan pertemuan para ulama.
Kegiatan tersebut dikemas dengan istilah “Ngopi” (Ngobrol Perkara Iman dan Keamanan Ketertiban Masyarakat) pada Jum’at (17/2/2017) pukul 16.00 WIB.
“Kegiatan Ngopi ini bertujuan sebagai sarana silaturrahmi dan dialog, penguatan peran majelis agama dan organisasi keagamaan dalam membina kerukunan antar umat beragama, membangun komunikasi dialogis antar majelis agama agar terjaga kerukunan antar umat beragama dan sebagai langkah antisipasi terhadap timbulnya konflik antar umat”.ungkap Kapolres Kepahiang AKBP Ady Savart,SH,S.IK.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut Ketua Majelis Ulama Indonesi (MUI) Kepahiang Ust. Rabiul Jayan,M.HI, Kepala Kemenag Kepahiang Drs H Paimat MHI,Kepala Muhammadiyah Kab. Kepahiang, H. Zulkarnain, Bupati Kepahiang yang diwaikili H. Ir. Risirianto selaku Kepala Dinas Perencanaan Daerah, Anggota DPRD Kab. Kepahaing H. Zainal, S. Sos. Tokoh Agama dan Imam-Imam masjid sekabupaten Kepahiang diantaranya Ustadz Samsudin Pimpinan Pondok Pesantren AlMunawaroh Tebat Monok, Pimpinan Pondok Pesantren Al Khafi Ustadz Saefudin.
Selain Kapolres Kepahiang turut hadir dalam kegiatan tersebut Waka Polres Kepahiang Kompol Rudy,S,SH dan para Kabag, Kasat, Perwira Polres Kepahiang serta perwakilan personil dari Polres dan Polsek jajaran beserta Bhabinkamtibmas. Turut hadir 25 siswa magang SPN Bukit Kaba Angkatan 41 Tahun 2017. Kegiatan dibuka dan pandu oleh perangkat masjid Istimar yaitu ustad Huzaifah.
Pada kesempatan itu pula Kapolres Kepahiang mengucapkan terimakasih kepada para hadirin, dan tokoh-tokoh agama atas kesediannya menjadi fasilitator kegiatan sarasehan dan pertemuan antar umat beragama tersebut.
Dalam sambutannya Kapolres Kepahiang menyampaikan bahwasannya kerukunan serta toleransi antar umat beragama mutlak diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Kapolres menghimbau agar jangan mudah terprofokasi dengan issue – issue provokasi yang beredar melalui media sosial yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan serta menciptakan konflik antar umat beragama.
Kapolres juga berpesan kepada para tokoh pemuka agama agar dapat menyampaikan hasil dari forum kerukunan umat beragama tersebut kepada para jamaahnya supaya dapat mencegah terjadinya konflik agama di lingkungan masyarakat, untuk itu semua komponen masyarakat agar mempererat silahturahmi di lingkungan masing – masing agar terjalinnya kerukunan, keharmonisan tetap terjaga. Kapolres menyampaikan bahwa ketika bicara masalah NKRI maka kita tanggalkan kemasan-kemasan agama masing-masing, kalo kita berdiri diatas perbedaan adalah suatu nikmat dari Tuhan. Konflik itu harus disikapi dengan benar karena ada perbedaan maka ada kemajuan.