Tribratanewsbengkulu.com, BENGKULU – Beberapa Waktu lalu media Sosial diramaikan mengenai berita seorang Biker yang melakukan persekusi terhadap seorang Guru Di kota Bengkulu.
Permasalahan persekusi tersebut terjadi antara seorang Bikers berinisial YK warga penurunan Kota Bengkulu dengan Seorang guru SD bernama Tika warga kebun beler Kota Bengkulu.
Data yang berhasil di himpun Tribratanewsbengkulu.com, Kejadian tersebut berawal dari Tika membuat postingan mengenai Club motor yang ugal – ugalan di jalan raya namun dirinya tidak menunjuk Club motor tertentu. Atas postingan yang dibuat Tika Tersebut salah Satu anggota Club motor berinisial YK bersama dua orang temannya mendatangi rumah tika.
Kedatangan YK tersebut bertujuan meminta kepada ibu guru tersebut untuk membuat pernyataan maaf yang ditandatangani di atas materai. Setelah surat pernyataan tersebut dibuat YK mengupload Poto – Poto prosesi dibuatnya surat pernyataan yang di lakukan oleh Guru SD Tersebut.
Rupanya bukannya pujian yang di dapat oleh YK melainkan komentar negatif dari para netizen karena perbuatan yang di lakukan oleh YK tersebut merupakan sebuah tindakan Persekusi dan di atur dalam UU.
Menanggapi hal tersebut Kabid Humas Polda Bengkulu AKBP Sudarno S.Sos, MH mengadakan Jumpa Pers dan juga mediasi kepada keduanya yang di laksanakan Hari Ini ( 28/08 ) diHotel Madelin Kota Bengkulu dan di hadiri oleh Ketua IMMI, Kasat Lantas Polres Bengkulu, Kasat Reskrim Polres Bengkulu, Serta Perwakilan Bikers dari Club Motor Yang ada di Kota Bengkulu.
Dalam jumpa pers tersebut Kabid Humas Mengatakan bahwa keduanya dapat menggunakan media sosial secara bijak sehingga permasalahan ini dapat di cegah. ” Mari kita gunakan media sosial dengan bijak. ” Kata Kabid Humas.
Ditambahkan oleh Kabid Humas Bahwa permasalahan ini hanya mis komunikasi semata dan keduanya telah bersepakat untuk saling memaafkan.
Kabid Humas juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar dalam menghadapi segala sesuatu jangan bertindak semaunya saja karena dapat merugikan diri sendiri apabila salah dalam menyikapi sebuah persoalan. ( ETH )