Bengkulu,tribratanewsbengkulu.com – Dari hasil Pra rekonstruksi adegan dimulai dengan peragaan oleh tersangka Dd dan Fj (17), sementara tersangka Dw (16) sedang membawa korban. Namun kecurigaan penyidik, ketika itu Dw sedang membawa motor korban kepada calon pembeli. Sedangkan tersangka Rh (19) belum ada pada adegan tahap pertama ini. Karena Rh hanya terlibat melakukan penggalian dan membuang jasad korban ke TKP penemuan di Jalan Vinus Atap Seng kawasan DDTS.
Adegan Dimulai dengan mengajak korban ke lahan kosong di belakang rumah kakek Dd. Dari total 33 adegan yang diperagakan, penembakan pertama dilakukan Dd tergambar pada adegan ke-8. Sesuai kronologis yang diceritakan sebelumnya, korban ketika itu diminta tersangka untuk menebang pohon pisang. Ketika itulah tersangka Dd menembak korban menggunakan senapan angin (sudah dimodifikasi untuk berburu babi) dari belakang dengan jarak hanya sekitar 2 meter.
Dalam adegan ini terungkap pula kebohongan tersangka pada keterangan pertamanya kepada penyidik. Awalnya Dd mengatakan posisi korban sedikit menunduk ketika menebang. Namun kenyataannya posisi korban berdiri tegak. Ini diperkuat pula dengan hasil otopsi. Luka tembak korban di kepala bagian belakang, melurus.
Setelah ditembak, korban tersungkur. Tersangka Fj langsung menarik tubuh korban ke arah lubang yang sudah disiapkan para tersangka sehari sebelumnya. Ketika sudah di mulut lubang, Fj memberi tahu Dd bahwa korban belum tewas.
“Masih hidup cuy!” cetus Fj memberi tahu Dd dalam peragaan itu.
Melihat korban belum mati, Dd kembali mengambil senapan yang sebelumnya sudah diletakkannya ke tanah usai menembak korban dari belakang. Sambil membawa senapan, Dd mendekati korban. Ketika itu korban yang terkulai masih meringis seperti menahan sakit. Berjarak sekitar 1 meter, tersangka Dd kembali menembak korban hingga mengenai pelipis kanan korban.
Peragaan ini tergambar pada adegan ke-13. Dalam adegan inilah menguatkan dugaan korban dikubur hidup-hidup. Tanpa memastikan lagi kondisi korban, tersangka Fj langsung mendorong tubuh korban ke dalam lubang kecil kurang dari 1 meter persegi. Setelah itu Fj langsung mengguyur tubuh korban dengan tanah. Sementara Dd menelepon tersangka Dw untuk kembali membantu Fj mengubur korban.
“Saat itu saya tidak lagi memperhatikan korban. Saya langsung saja mengambil cangkul dan menarik tanah ke lubang untuk mengubur korban,” ujar Fj di sela memperagakan adegan.
Peran Dw (diluar keterlibatan dalam perencanaan) dimulai dari mengubur korban. Setibanya di TKP, Dw langsung mengambil cangkul dari Fj untuk mengubur korban. Selesai menguburkan korban, mereka bertiga langsung pergi menjual motor korban.
Peragaan kedua digambarkan ketika keempat tersangka membongkar kuburan korban, lalu membuang jasad korban. Dalam peragaan itu terlihat yang paling banyak bekerja adalah tersangka Fj dan Rh. Mereka berdua yang menggali, lalu mengangkat dan memasukkan korban ke dalam karung. Sementara Dw berada di depan rumah memantau situasi. Sedangkan Dd di dalam rumah saja. Dd memang tidak bisa membantu lantaran sedang dalam kondisi keseleo pinggang dan kaki kanan akibat terjatuh, seminggu sebelum kejadian.
Fj dan Rh yang membawa jasad korban menggunakan motor. Fj mengemudikan motor, sedangkan Rh memangku jasad korban yang sudah dibungkus karung. Sementara Dd dan Dw mengikuti dari belakang. (Alf)