BENGKULU, tribratanewsbengkulu.com – Faktor kecerdasan emosii sangat berpengaruh dalam pelaksanaan tugas Polrii karena akan mendorong sikap yang lebih profesional, Inovatif, Kreatif dan Luwes agar Polri dipercaya dan dicintai masyarakat karena mampu memberikan pelayanan, perlindungan dan pengayoman yang prima serta menjadi penegak hukum dalam memelihara kamtibmas.
Pergeseran Paradigma pengabdian Polri yang sebelumnya cenderung digunakan sebagai alat penguasa kearah mengabdi bagi kepentingan masyarakat telah membawa berbagai implikasi perubahan yang mendasar ;
Pelindung : Personil Polri yang memiliki kemampuan memberikan perlindungan bagi warga masyarakat, sehingga mereka terbebas dari rasa takut, ancaman bahaya serta merasa tentram dan damai.
Pelayan : Personil Polri yang dalam setiap langkah pengabdiannya dilakukan secara bermoral, beretika, sopan, ramah, dan prefesional.
Pengayom : Personil Polri harus memiliki kemampuan memberikan bimbingan, Petunjuk, Arahan, Dorongan, Ajakan, Pesan dan nasehat yang dirasakan bermanfaat bagi warga masyarakat guna terciptanya rasa aman dan tentram.
Penegak Hukum : Personil Polri mampu melakukan tindakan hukum sebagai upaya terakhir setelah penangkalan dan pencegahan tidak berhasil dengan tampilan : menjunjung tinggi HAM, dapat dipertanggung jawabkan , dan dilaksanakan secara konsisten berkeadilan serta keterbukaan dengan memberikan informasimengenai perkembangan penyidikan terhadap perkara yang dilaporkan oleh masyarakat.
Hal ini harus ditampilkan dalam setiap langkah kegiatan apapun yang dilakukan personil polri baik dalam pelaksanaan tugas maupun prilaku kehidupannya sehari-hari.
Kecenderungan perkembangan lingkungan strategis yang diwarnai era globalisasi serta pembangunan di Indonesia telah memberikan dampak terhadap bidang kehidupan dalam masyarakat, sehingga menyebabkan timbulnya berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh polri semakin meningkat dalam pelaksanaan tugasnya, yaitu :
Tantangan Situasional : Tantangan yang timbul sebagai akibat adanya dampak sosial dalam masyarakat yang menyebabkan berubahnya kontak dan pola kejahatan semakin canggih dan komplek.
Tantangan Instrumental : Tantangan yang timbul sebagai akibat adanya dinamika perkembangan hukum dan peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan masyarakat yang berlangsung secara cepat.
Tantangan kinerja : Tantangan yang timbul sebagai akibat adanya kehendak keterbatasan sumber daya yang dimiliki dalam statusnya sebagai suatu organisasi
Tantangan pelayanan Polri : Tantangan yang timbul sebagai akibat semakin berkembangannya tuntutan dan harapan masyarakat terhadap kwalitas pelayanan.
Tantangan kesejahteraan Polri : Tantangan yang timbul sebagai akibat berkembangnya harapan personil Polri sejalan dengan perkembangan masyarakat dan motivasi sebagai pengabdi Polri.
Sejalan dengan harapan masyarakat dan tantangan tersebut diatas maka secara keseluruhan kinerja personil polri harus perhatikan aspek-aspek penampilan, yaitu ;
Penampilan Keperibadian : Merupakan wujud sikap mental kejuangan
Penampilan Teknis : Merupakan wujud Prefesionalismeyang mencakup penghetahuan dan kemampuan profesi serta keterampilan.
Penampilan fisik / jasmani : Merupakan wujud sikap daya tahan kesehatan serta stamina yang prima di dalam menjalankan profesi.
Penampilan Administrasi : Merupakan wujud suatu pekerjaannya dapat dibuktikan dan dipertanggung jawabkan secara formil.
Disini Penulis akan membahas lebih mendetail tentang aspek penampilan keperibadian yang dimana akan dipengaruhi oleh wilayah kecerdasan emosional. Mengapa kecerdasan emosional sangat penting bagi personil polri dalam melaksanakan tugas?
“Kecerdasan Emosional (EQ) : Kecerdasan yang berkaitan dengan emosi pribadi dan antar pribadi, yaitu kemampuan untuk mengenal perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain serta kemampuan mengelola emosi denga baik pada diri sendiri dan pada orang lain. Hal ini dapat digunakan dalam berhubungan dan bekerjasama dengan manusia lainnya, yang dipengaruhi oleh kondisi dalam dirinya dan masyarakat serta lingkungannya”
Orang yang pertama mengenalkan kecerdasan emosi adalah Daniel Goleman ( Emotional Intelligence). Ia mengungkapkan ada 5 (Lima ) Wilayah Kecerdasan Emosi, Yaitu :
Kemampuan mengenali Emosi Diri : Seseorang yang mampu mengenali emosinya akan memiliki kepekaan yang tajam atas perasaan yang muncul seperti senang, bahagia, sedih, marah, benci dan sebagainya.
Kemampuan mengelolah emosi : Mampu mengendalikan perasaaannya sehingga emosinya tidak meledak-ledak yang akibatnya mempengaruhi prilakunya secara salah. Meski sedang marah, orang yang mampu mengelolah emosinya akan mengendalikan kemarahannya dengan baik, tidak teriak-teriak atau beicara kasar.
Kemampuan motivasi Diri : Memberikan semangat pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Ia punya harapan dan optimisme yang tinggi sehingga memiliki semangat untuk melakukan aktifitas.
Kemampuan mengenali Emosi orang lain : Mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga orang lain merasa senang dan dimengerti perasaaannya. Kemampuan ini sering juga disebut sebagai kemampuan berempati. Orang yang memiliki empati cenderung cenderung disukai orang lain.
Kemampuan membina hubungan : Sanggup mengelola emosi orang lain sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang lebih luas. Kemampuan ini cenderung punya banyak teman, pandai bergaul, dan populer.
Artinya jika seseorang personil polri mampu memahami dan melaksanakan ke 5 ( lima ) wilayah kecerdasan emosi maka semua pekerjaan yang diembannya dan apapun yang dihadapkan oleh masyarakatnya akan dihadapkan oleh masyarakat akan lebih berpeluang berjalan mulus dan dapat dirasakan masyarakat sehingga polri dapat dicintai masyarakat.
Personil polri yang memiliki kecerdasan emosional yang optimal akan lebih berpeluang mencapai puncak keberhasilannya dalam pelaksanaan tugas, ini diperlukan guna membangun rasa percaya masyarakat karena menganggap bahwa tantangan-tantangan yang dihadapi personil polri sebagai sebuah peluang. Bahkan juga semakin peka dan jeli akan adanya peluang dalam situasi apapun mampu mengatasi berbagai konflik, lebih cekatan, inisiatif, lebih siap, mampu melakukan langkah strategis, kepekaan daya cipta dan komitmen yang tinggi dalam melakukan tugas tuntutan masyarakat.
Kecerdasan emosional sangat penting bagi personil polri dalam mengatasi tantangan-tantanganpolri diera globalisasi ini. Karena dapat memicu kreatifitas dan inofasi serta mengaktifkan nilai-nilai etika : (Kepercayaan, Integritas, simpati, keuletan, dan kredibilitas) untuk mendorong atau mempercepat penalaran personil polri dalam melaksanakan tugasnya agar dicintai masyarakat.
Tidak dapat disangkal bahwa personil polri sangat berbeda-beda antar yang satu dengan yang lainnya, yang kesemua itu tercermin dalam kepribadiannya melalui sikap prilaku dan penampilannya. “ Hormati dia, Sayangi Dia, Maka Kita Akan Diberikan Hatinya ”