Benteng,Tribratanewsbengkulu.com – Gejolak yang terjadi di masyarakat Kecamatan Taba Penanjung dan Merigi Kelindang terkait aktivitas perusahaan tambang batu bara (BB), langsung disikapi Pemda Bengkulu Tengah. Mengantisipasi gejolak ini menjadi bara api yang berpotensi menimbul konflik, Bupati Benteng Dr. Ferry Ramli, SH, MH langsung turun tangan.
Bupati mengajak Kapolda Bengkulu Brigjen. Pol Drs. HM. Ghufron, MM, M.Si untuk memediasi masyarakat dengan Asosiasi Perusahaan Tambang Batu Bara Bengkulu (APBB). Hal ini terkait soal keamanan pekerja dan masyarakat yang melakukan penambangan di areal tambang batu bara.
Pertemuan dilangsungkan di Kantor Camat Taba Penanjung. Bupati Benteng, mengatakan dalam menanggapi permasalah yang muncul di masyarakat, selaku bupati ia selalu berkoordinasi dengan SKPD terkait untuk menyusun aturan. Terkhusus soal mengharuskan seluruh perusahaan tambang batu bara mengutamakan keamanan dan keselamatan bagi para pekerjannya.
Hal tersebut belajar dari beberapa kejadian sebelumnya, dimana ada pekerja yang tertimbun di lokasi tambang. “Kedepan kami juga meminta kepada perusahaan batu bara untuk memperkerjakan masyarakat sekitar karena ini urusan perut. Kepada para pekerja juga diharapkan untuk selalu memperhatikan keamanan pada saat bekerja,” ujar Ferry Ramli.
Menanggapi permasalahan tersebut, dilaksanakan jajak pendapat antara masyarakat di Kecamatan Taba Penanjung dan Merigi Kelindang yang disaksikan Kapolda Bengkulu, Ketua APBB, Bebby Hussy dan sejumlah pejabat utama Polda Bengkulu.
Kapolda Ghufron, menyampaikan permasalahan tersebut harus diselesaikan dengan mencari solusi terbaik baik bagi masyarakat maupun bagi perusahaan yang melakukan kegiatan penambangan, Bercermin dari beberapa kasus di Pulau Jawa ada kejadian yang menjadi berita nasional karena kasus tambang yang berlanjut terus tak kunjung diselesaikan.
“Saya tidak ingin masalah yang ada disini menjadi berita nasional. Ini harus dicarikan solusi, harus ada pengertian dari pemilik tambang dan masyarakat di sekitar lokasi tambang,” ungkap Kapolda.
Dalam kesempatan itu masyarakat juga diberi kesempatan untuk menyampaikan keluh kesahnya. Salah seorang diantaranya, Tati. Sembari menangis dia meminta agar harga batu bara dinaikkan. Menurutnya, sebagai pekerja, mereka bekerja seharian penuh namun upah yang mereka dapatkan sangat minim. “Kami minta harganya dinaikkan karena kami seharian di sana,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Ketua APBB, Bebby Hussy menyatakan sebenarnya pihaknya sangat menginginkan perusahaan tambang langsung bersentuhan dengan masyarakat, sehingga harga batu bara yang dikumpulkan masyarakat melalui penambangan secara menual bisa lebih tinggi.
Menurut Bebby, terkadang yang menjadi permasalahan karena adanya para toke batu bara yang menurunkan harga karena mereka ingin mendapatkan keuntungan lebih. “Kami bukan memberikan harga yang tidak layak. Sebenarnya enak langsung ke warga dan tidak harus melalui orang,” kata Bebby.
Pertemuan tersebut ditutup dengan janji dari APBB untuk lebih memperhatikan keselamatan warga dan pekerja tambang, serta lebih memperhatikan harga batu bara hasil pengumpulan warga