BENGKULU,tribratanewsbengkulu.com – Aksi demonstrasi warga Teluk Sepang Kecamatan Kampung Melayu yang tergabung dalam Komunitas Anti PLTU Batu Bara berakhir ricuh, kemarin (25/10). Massa berjumlah sekitar 200 orang di pintu masuk Kelurahan Teluk Sepang itu dibubarkan polisi.
Bagaimana kronologisnya? Sesuai rencana pukul 08.30 WIB massa sudah berkumpul di lokasi demonstrasi. Mereka membawa sejumlah spanduk bertulisan penolakan terhadap pembangunan PLTU yang berlokasi di kawasan lahan milik PT Pelindo II di Kelurahan Teluk Sepang.
Warga datang dan berkumpul menggunakan baju putih. Baik itu ibu-ibu serta para bapak-bapak. Mereka menutup jalan menuju lokasi kegiatan peresmian dan peletakan batu pertama PLTU. Kegiatan itu dihadiri langsung Gubernur Bengkulu Dr. H. Ridwan Mukti,MH. Tak berselang massa berkumpul di badan jalan, puluhan personel Sat Sabhara Polres Bengkulu tiba. Saat itu Kapolda Bengkulu AKBP Ardian Indra Nurinta serta sejumlah perwiranya ikut tiba.
Polisi langsung meminta agar massa mundur. Warga yang sudah berbaris di badan jalan sempat menolak diminta mundur. Dibantu pasukan anti huru hara yang berpakian lengkap dan peralatan anti kerusuhan memukul mundur massa. ‘’Saya minta mundur 10 meter ke belakang. Ayo mundur,’’ tegas Kapolres.
Lantaran jumlah polisi lebih banyak, massapun akhirnya mundur beberapa langkah. Suasana memanas, ketika ada beberapa warga berusaha menerobos barisan polisi untuk memasang spanduk yang bertulisan penolakan terhadap pembangunan PLTU. Seketika polisi kembali melakukan perlawanan dengan mendorong massa. Akhirnya sempat saling dorong tak terhindarkan.