BENGKULU, tribratanewsbengkulu.com – Sangat pantas bila gembong narkoba mendapat hukuman mati. Narkoba telah meracuni masyarakat Indonesia. Tak kenal kelamin, usia bahkan profesi, telah terlibat dalam penyalahgunaan narkotika. Seperti yang terjadi terhadap YM (23) warga asal Kelurahan Permu Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang.
Calon bidan ini ditangkap tim Subdit 1 Direktorat Polda Bengkulu diduga sebagai pengedar sabu. Bersama YM, polisi mengamankan barang bukti berupa 6 paket sabu, 1 unit timbangan digital, 4 bungkus plastik bening berisi puluhan plastik bening kecil serta 3 skop penakar sabu.
Direktur Narkoba Polda Bengkulu, Kombes Pol. Jafriedi melalui Kanit 1 Subdit 1, Kompol. M Simaremare didampingi Kasubid Penmas Humas Polda Bengkulu, Kompol. Mulyadi menerangkan, YM tertangkap saat hendak bertransaksi sabu di Jalan Hibrida 3 Kelurahan Sidomulyo, Jumat (29/7) sekitar pukul 22.30 WIB. Saat ditangkap, polisi mendapatkan barang bukti 1 paket sabu. Namun tidak puas sampai disitu, polisi melakukan penggeledahan di rumah kos YM di Kelurahan Nusa Indah. Disana, polisi mendapatkan 5 paket sabu lagi serta sejumlah barang bukti lainnya.
“Tertangkapnya tersangka berdasarkan informasi masyarakat. Petugas melakukan penyelidikan, hingga mendapatkan petunjuk yang bersangkutan akan bertransaksi. Saat itu kami langsung melakukan penangkapan,” ujar Simaremare.
Ditegaskan Simaremare, sementara ini YM diduga kuat sebagai pengedar. Hal ini dilihat dari sejumlah bukti yang diamankan dari YM. Selain itu dari keterangan YM, barang haram tersebut didapatkannya dari seorang bandar. Namun identitas bandar tersebut tidak diketahui lantaran menggunakan transaksi sistem peta.
“Sistem peta ini memang digunakan para bandar sabu untuk menghilangkan jejak. Tersangka tidak bertemu langsung dengan bandar. Barang diambil di sebuah tempat sesuai petunjuk bandar. Saat ini kami masih melakukan pengembangan untuk mengungkap identitas bandar,” jelas Simaremare.
Sementara itu YM mengakui terjerumus ke dunia narkoba akibat salah pergaulan. Lulusan Diploma 3 Kebinanan salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Bengkulu ini awalnya hanya sebagai pengguna. Namun lantaran pernah mendapatkan hasil memuaskan dengan menjual sabu, dia memutuskan untuk berbisnis di dunia tersebut.
“Saya pakai sabu setelah lulus kuliah. Saya tidak lagi melanjutkan untuk mengambil profesi bidan. Saya pernah buka usaha toko baju dan percetakan, namun tidak berjalan. Saya menjual sabu sejak sekitar 6 bulan lalu,” tukas YM.