tribratanewsbengkulu.com, MANNA – Sempat heboh dan menjadi pemberitaan baik di lingkungan warga sekitar Desa Tanjung Aur II Kecamatan Pino Raya maupun melalui sosial media tentang adanya aktifitas warga Desa Tanjung Aur II menyeberangkan jenazah menggunakan rakit untuk sampai ke TPU hal ini dikarenakan oleh rusaknya jembatan penyebrangan yang ada. Jembatan sepanjang 60 meter yang melintasi sungai Air Pino itu pun akhirnya diperbaiki. Dengan telah diperbaiki jembatan tersebut, maka aktifitas warga untuk ke perkebunan dan juga ke pemakaman yang melintasi jembatan tersebut kembali lancar.
Perbaikan jembatan dilakukan kemarin (19/07/2017) secara swadaya. Hadir dalam kegiatan gotong royong itu, Camat Pino Raya, Kasat Sabhara Polres BS beserta Anggotanya, Kapolsek Pino Raya, Danramil dan kades. Pebaikan jembatan difokuskan mengganti papan dan kayu penahan yang sudah lapuk. Karena sebelumnya kondisi lantai jembatan sangat memprihatinkan, papan sudah banyak lepas dan kayu peyanggah sudah patah, sehingga tidak wajar dilintasi karena dapat membahayakan. “Perbaikan jembatan dilakukan murni secara swadaya. Bahan yang digunakan untuk perbaikan seperti papan, kayu penahan lantai dan paku itu dibeli dengan uang sumbangan masyarakat dan dibantu dana desa,” ujar Camat Pino Raya, Efredy Gunawan SSTP MSi.
Langkah cepat warga melakukan perbaikan untuk mencegah hal serupa kembali terjadi. Karena sewaktu-waktu bisa saja ada warga meninggal. Jika jembatan sudah diperbaiki, maka tidak perlu lagi diseberangkan menggunakan rakit. Begitu juga warga yang hendak ke kebun, bisa dengan lancar melintasi jembatan tersebut. “Selain akses ke TPU, jembatan itu juga sarana ke perkebunan warga. Selama ini warga menyeberang menggunakan rakit karena tidak berani melewati jembatan. Nah kalau sudah diperbaiki, bisa lewat jembatan saja, termasuk mengangkut hasil kebun,” sambung Camat.
Sementara Kasat Sabhara Polres BS, AKP Subrozie didampingi Kapolsek Pino Raya Iptu Sugiyo mengatakan, dalam kegiatan perbaikan jembatan tersebut. Pihaknya hanya membantu tenaga. Karena mereka prihatin melihat warga harus menyeberang sungai yang dalam dan deras untuk sampai ke TPU. “Partisipasi kami dalam kegiatan swadaya perbaikan jembatan ini merupakan bentuk kepedulian dan rasa kebersamaan Kepolisian dengan persoalan yang terjadi di masyarakat,” imbuh Subrozie.
Sebelumnya sembat menjadi pemberitaan baik di koran lokal maupun online di Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan, pada Senin (10/07/2017) lalu salah seorang warga Desa Tanjung Aur meninggal. Karena jembatan rusak, warga menyeberangkan jenazah tersebut menggunakan rakit untuk menuju ke TPU. Foto dan video proses penyeberangan keranda jenazah itu pun sempat menjadi viral, sehingga banyak mendapat perhatian masyarakat. (asp)